Showing posts with label Other. Show all posts
Showing posts with label Other. Show all posts

Black and Yellow Broadbill (Eurylaimus ochromalus)

by 22:04:00
Black and Yellow Broadbill (Eurylaimus ochromalus)


His name is unique, His perfect-land rain or internationally known as the Black and Yellow Broadbill (Eurylaimus ochromalus).

Classic fur color. Black dominates the top of the inserted yellow on the wings and white spots on the tail end. The bottom is pink gradation with black band across the upper chest.

The size is also small, about 15 cm. Even so, his voice shrill and easily recognized. But make no mistake, at first glance similar to His perfect voice-rain forest.


The difference is this ochromalus Eurylaimus not initiate preliminary or booms with whistling sound which slowly disappeared.

Sempur land globally-scattered rain in Peninsular Malaysia, Sumatra and Kalimantan. Normally hunt insects in the forest is from a low perch and happy to linger in the lower or upper canopy trees.

These include the rate of the bird Eurylaimidae Asia and Africa were fewer members but have colorful plumage. Some species are fruit eaters.



These birds are categorized as Near Threatened (NT) or Nearly Endangered in the IUCN Red List.

Burung Merak Jawa

by 04:49:00
Burung Merak Jawa


Merak Hijau atau kerap disebut Merak Jawa, nama ilmiahnya Pavo muticus adalah salah satu burung dari tiga spesies merak. Seperti burung-burung lainnya yang ditemukan di suku Phasianidae, Merak Hijau mempunyai bulu yang indah. Bulu-bulunya berwarna hijau keemasan. Burung jantan dewasa berukuran sangat besar, panjangnya dapat mencapai 300cm, dengan penutup ekor yang sangat panjang. Di atas kepalanya terdapat jambul tegak. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Bulu-bulunya kurang mengilap, berwarna hijau keabu-abuan dan tanpa dihiasi bulu penutup ekor.


Populasi Merak Hijau tersebar di hutan terbuka dengan padang rumput di Republik Rakyat Tiongkok, Indocina dan Jawa, Indonesia. Sebelumnya Merak Hijau ditemukan juga di India, Bangladesh dan Malaysia, namun sekarang telah punah di sana. Walaupun berukuran sangat besar, Merak Hijau adalah burung yang pandai terbang.


Pada musim berbiak, burung jantan memamerkan bulu ekornya di depan burung betina. Bulu-bulu penutup ekor dibuka membentuk kipas dengan bintik berbentuk mata. Burung betina menetaskan tiga sampai enam telur.
Pakan burung Merak Hijau terdiri dari aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing dan kadal kecil.

CARA PELIHARA BURUNG TIONG/HILL MYNAH/BEO

by 19:09:00
CARA PELIHARA BURUNG TIONG/HILL MYNAH/BEO


Memelihara burung sebagai haiwan peliharaan memang sangat menyenangkan yaitu sebagai hobi.Ternyata tidak hanya itu saja ternak burung juga dapat dijadikan hobi selain itu dapat mendatangkan keuntungan sebagaimendatangkan hasil. Untuk ternakan burung tiong memang susah, ertinya dengan sedikit kesabaran, kerajinansetiap orang pasti boleh melakukannya. Dan selain itu untuk pemberian makanannya tidak terlalu menyusahkan kerana hanya dua kali sehari. Tak heran bila banyak penternak yang berjaya menternakkan burung tiong di rumahnya.

Cara Menjodohkan

Sebelum di masukkan ke kandang perlu diadakan proses penjodohan dulu agar tidak terjadi perkelahian yang dapat berakibat kematian yaitu burung yang kalah akan mati. Dalam proses ini burung jantan dan betina kita dekatkan selama kurang lebih 1 minggu. Hal ini dimaksudkan agar burung tersebut boleh saling mengenal. Tanda-tanda untuk burung yang sudah jodoh dapat dilihat pada masa burung tersebut tidur, iaitu berdampingan pada saat tidur. Jika sudah tidur berkepit kedua burung tersebut bersedia untuk dimasukkan ke dalam kandangsebaiknya pada petang hari. Selepas dimasukkan di kandang jangan terus ditinggal, tunggu dulu lselama satu jam untuk memastikan apakah burung tersebut betul serasi.






Kandang sangkar

Kandang untuk ternak burung tiong yang ideal adalah 1m x 2m tinggi 2m. Di dalam kandang ditanam pokok agar kelihatan semulajadi sehingga burung akan merasa selesa berada di kandang. Tempat mandi juga perlu disediakan kerana burung tiong termasuk burung yang suka mandi. Untuk tempat sarang juga perlu disediakan kotak diperbuat daripada kayu dengan ukuran 40cm x 30cm tinggi 30cm dan diberi lubang untuk keluar masuk burung.Di dasar kandang perlu disediakan bahan untuk sarang biasanya yang sering digunakan adalah daun pain kering.

Burung boleh dijodohkan pada umur 10-12 bulan. Ideal untuk betina yang baik disyaratkan berumur setahun sedangkan untuk jantan 1,5-2 tahun. Umumnya untuk betina lebih cepat dewasa berbanding jenis jantan.Setiap Perkahwinan, sepasang tiong bertelur sebanyak 3-4 butir. Telur menetas selama 14 hari setelah dierami induknya.

Tips penjagaan burung

Tiong termasuk burung yang bijak dan sering dipelihara di rumah. Usia burung ini boleh mencapai lebih dari 75 tahun jika mendapat rawatan yang baik.

Rawatan burung yang salah hanya akan membuat burung ini menjadi stres yang dapat membuat burung menjadi sakit yang dalam jangka panjang boleh menyebabkan kematian.

Maka dari itu anda harus merawat burung beo anda dengan baik agar burung beo anda tetap sihat dan terhindar dari stres. Anda boleh menjadi rakan yang baik bagi burung anda.

Setiap jenis burung mempunyai pilihan makanan yang tidak sama, maka anda harus mengetahui makanan yang paling tepat untuk tiong anda.Burung sangat suka bermain, maka dari itu sediakan mainan-mainan untuk tiong kesayangan anda dan bermainlah dengannya.Jika burung tidak diberi mainan burung ini akan mudah menjadi stres dan biasanya gejala tekanan yang ditunjukkan adalah dengan mencabuti bulunya sendiri.

Tips Pembersihan sangkar

Tiong biasanya menghasilkan zat seperti tepung yang akan mengotori kandang.Jika anda ingin membersihkan kandang burung , sebaiknya gunakan tuala basah.Setiap satu minggu sekali bersihkan kandang burung secara menyeluruh. Selama pembersihan kandang sebaiknya burung dipindahkan ke tempat lain.

Tips Pemberian makanan

Jangan terlalu sering memberi makanan yang terdiri dari biji-bijian kerana burung tiong anda boleh menjadi gemuk.Sebaiknya makanan yang berbeza-beza seperti sayur-sayuran dan buah-buahan segar.Anda boleh memberi makan berupa buah dan sayur yang dipotong dengan saiz kira-kira 1 cm.Anda boleh membuat variasikan penyajian makanan supaya burung tiong tidak bosan. Anda boleh cuba untuk menggantung sayuran segar di dalam kandangnya. Dengan ini burung tiong anda akan mendapatkan makanan yang sihat sekaligus mainan baru. Roti juga boleh diberi variasi resipi agar burung tidak merasa bosan dengan makanan ini.Anda boleh membuat variasi resipi sesuai dengan keinginan anda atau cuba untuk mencari resepinya di buku resipi atau internet.
Tips Bermain dengan tiong
Burung tiong adalah burung yang mudah stres, mahukan hiburan, dan teman.Maka dari itu usahakanlah untuk bermain dengan burung anda setiap hari.Burung dikenali mempunyai sifat sosial dan burung yang bijak. Usahakan untuk menaruh banyak mainan di dalam kandang burung . Hal ini akan membuat burung menjadi sibuk dengan mainan dan mencegah burung anda menjadi stres.Anda boleh menyediakan mainan yang diperbuat daripada kayu dengan membaut sendiri atau membeli.Kemungkinan burung akan mengunyah mainan ini dan akan menjadikannya sibuk dengan mainan barunya. Anda juga boleh memberikan mainan berupa kayu dengan saiz 12 x 12 x 5 cm.


Tips Tambahan

Burung yang merasa kesepian, tidak ada mainan dan tidak pernah diajak bermain akan merasa bosan dan kemungkinan besar akan mencabut bulunya sendiri.Tidak semua orang sesuai memelihara maka dari itu pastikan bahawa orang-orang di sekitar anda mahu menerima kehadiran burung ini. Anda juga harus tetap mengawasinya agar tidak saling melukai atau saling menyerang.Jika anda mempunyai anak yang masih kecil maka pertimbangkan kembali untuk memelihara burung kakak .Anak kecil cenderung banyak bergerak dan bersuara keras atau berteriak ketika bermain. Hal tersebut tentu normal buat anak tetapi dapat membuat burung tiong ketakutan.Burung tiong yang akan anda pelihara mungkin tidak benar-benar jinak.tiong boleh menggigit anda. Jadi, bersedialah untuk digigit.


Golden Tanager (Tangara arthus)

by 05:26:00
Golden Tanager (Tangara arthus)


Life History

Food

Main food taken: The Golden Tanager eats the succulent fruits of trees and shrubs as well as insects, making it an omnivore. The Golden Tanager prefers arthropods and spends more than half of its foraging time searching for them (Naoki 2003b). Insects typically are sought on the upper side of branches (Isler and Isler 1999). Because of the cryptic coloration of arthropods, time spent foraging is less successful than when foraging for fruit (Naoki 2003b). Fruit foraging is much more efficient because the plants sought are designed to attract animal dispersers such as the Golden Tanager. The fruits on such plants are distinctive in shape and coloration and catch the attention of many animals (Naoki 2003b).


Behavior

Foraging: Golden Tanagers forage in the canopy area of montane evergreen forests (Parker et al. 1996). When foraging for food the Golden Tanager travels along mossy branches and peers underneath them (Ridgley and Tudor 1989). When foraging for fruit, the Golden Tanager may hang upside down from the petiole; it also hangs off of vines or moss in search of insects (Hilty and Brown 1986). Naoki (2003a) quantified foraging behavior of several Tangara species, including two subspecies of Golden Tanager. When foraging for arthropods, Tangara arthus sophiae almost always searched within moss (38% of observations) or partially moss-covered branches (56% of observations). The most common arthropod foraging techniques used were "hang-down" (49%),"reach-down" (31%), and glean (9%) (classification of foraging maneuvers follows Remsen and Robinson 1990). Most arthropod foraging occurred at a height of 5-10 m (54%) or under 5 m (33%). The foraging behavior of Tangara arthus goodsoni was similar. Most arthropod foraging occurred within moss (41%) or partially moss-covered branches (22%). The most common arthropod attack manuevers were "hang-down" (35%), reach down (30%), and glean (15%), and foraging typically occurred from 5-10 m (74%) or under 5 m (15%). When foraging on fruit, the most common attack manuever used by Tangara arthus sophiae was the glean (62%), typically from a height of 5-10 m (45%) or under 5 m (53%). Most of the fruit taken was Miconia. Tangara arthus goodsoni foraged for fruit in a similar manner (glean, 63%). However, this subspecies typically foraged at greater heights (5-10 m, 44%; 10-15 m, 41%) and had a more varied diet (Miconia, 51%; Trema, 12.3%; Hedyosum, 5%). Differences in fruit foraging between the two subspecies likely reflect geographic variation in fruit availability, whereas arthropod foraging behaviors appear more stereotyped withinTangara species (Naoki 2003a).

Locomotion: The Golden Tanager can move quickly from branch to branch when necessary, but is often found hopping along mossy branches when searching for food (Hilty and Brown 1986).

Territoriality

No information.




Sexual Behavior


Courtship display: In captivity, Tangara arthus aurulenta was recorded performing a mating display. Most notably, the male and female mirror each other’s movements. During this display the head moves upwards, the wings drop, and the tail is raised. The visual display is coupled with shrill notes that end in a long trailing note (Cairpaglini 1971).
Social and interspecific behavior

The Golden Tanager occurs in groups of up to five individuals that travel in mixed species flocks, usually with other species of tanagers (Ridgely and Tudor 1989, Isler and Isler 1999). In Venezuela, however, the Golden Tanager reportedly may travel in groups of up to 30 individuals (Schäfer and Phelps 1954). Within mixed species flocks the Golden Tanager is considered a nuclear species because its vocalizations and displays influence the formation of the flock (Bohórquez 2003).

Predation
No information.

Reproduction

Nests: In captivity, the male Tangara arthus aurulenta male begins a visual nuptial display by presenting an offering to the female, such as twigs for the nest. The female builds the nest using leaves, twigs, or any other suitable plant material available (Cairpaglini 1971). Outside of captivity, the nests are generally found on mossy limbs and can be burrowed into the moss itself (Isler and Isler 1999). Nest building varies but has been recorded in July, September, and October. Begging juveniles have been documented in May, July, and August (Hilty and Brown 1986). In Ecuador, Greeney and Nunnery (2006) report an observation of nest-building on 28 February and an observation of dependent fledglings for 18 August. In the most detailed published information on nesting behavior, Gelis et al. (2006) record observations at a nest found on 31 March with two newly hatched chicks. The cup nest was about 10 meters above ground in a clump of epiphytes. The two young fledged 11 and 12 days later; thus Gelis et al. (2006) estimate that the nestling period lasts about two weeks.

Clutch Size: One to two eggs are laid at a time (Cairpaglini 1971).

Incubation: Incubation lasts 10-15 days (Cairpaglini 1971).


Parental Care: In captivity, Tangara arthus aurulenta females were observed eating the excreta of the young or throwing it away from the nest. Typically the female fed the young but sometimes the male would help to feed or chase away intruders from the nest (Cairpaglini 1971). In the field, Gelis et al. (2006) also report the removal of faecal sacs early during the nestling period. Young were fed and attended by multiple adults, making this species one of the few tanagers for which cooperative breeding has been documented (Gelis et al. 2006). Of 68 visits to the nest, 20 where made by three adult plumaged birds. These adults vocalized loudly and fed the young both arthropods and fruit.
Populations and Demography



There is no information related to topics such as age at first breeding, life span and survivorship, dispersal, or population regulation

Mengenal Burung Jalak Bali

by 22:43:00
Mengenal Burung Jalak Bali


Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) adalah sejenis burung pengicau berukuran sedang, dengan panjang lebih kurang 25cm, dari suku Sturnidae. Ia turut dikenali sebagai Curik Ketimbang Jalak.Jalak Bali memiliki ciri-ciri khusus, di antaranya memiliki bulu yang putih di seluruh tubuhnya kecuali pada ujung ekor dan sayapnya yang berwarna hitam. Bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang berwarna keabu-abuan. Burung jantan dan betina serupa.

Endemik Indonesia, Jalak Bali hanya ditemukan di hutan bagian barat Pulau Bali. Burung ini juga merupakan satu-satunya spesies endemik Bali dan pada tahun 1991 dinobatkan sebagai lambang fauna Provinsi Bali. Keberadaan hewan endemik ini dilindungi undang-undang.

Jalak Bali ditemukan pertama kali pada tahun 1910. Nama ilmiah Jalak Bali dinamakan menurut pakar hewan berkebangsaan Inggris, Walter Rothschild, sebagai orang pertama yang mendeskripsikan spesies ini ke dunia pengetahuan pada tahun 1912.


Jalak bali mempunyai fisik yang amat unik. Ukuran tubuhnya termasuk dalam kategori sedang berkisaran antara 22 hinggan 26 cm waktu dewasa. Mempunyai bulu putih di semua tubuhnya, jika pada ujung ekor serta sayapnya berwarna hitam. Mata berwarna cokelat tua, area di sekitar kelopak mata tidak berbulu dengan berwarna biru tua.

 Sisi bagian pipi yang tidak ditumbuhi bulu, memiliki warna biru cerah serta kaki yang berwarna keabu-abuan. Namun di bagian belakang kepala ada bulu surai yang berwarna putih. Jalak bali memiliki kaki berwarna abu-abu dengan 4 jari jemari ( 1 ke belakang serta 3 ke depan ). Paruh runcing dengan panjang antara 2 – 5 cm, dengan wujud yang khas di mana di bagian atasnya ada peninggian yang memipih tegak. Warna abu-abu agak kehitaman dengan ujung berwarna kuning kecokelat-cokelatan. Sukar membedakan ukuran badan burung jalak bali jantan dengan betina, tetapi secara umum yang jantan agak semakin besar serta mempunyai kuncir yang lebih panjang. Jalak bali adalah type burung omnivora.

Beo Nias (Gracula religiosa robusta)

by 22:38:00
Beo Nias (Gracula religiosa robusta)


Beo Nias (Gracula robusta) adalah sejenis burung anggota familia Sturnidae (jalak dan kerabatnya) yang hanya dapat ditemukan di pulau Nias, Sumatera Utara, Indonesia.Habitat alaminya yaitu hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai dengan dataran tinggi 1000 sampai 2000 di atas permukaan laut. Burung ini merupakan fauna endemik dari daerah Nias yang dikenal dengan nama Ciong

Beo nias merupakan salah satu subspesies (anak jenis) burung beo yang hanya terdapat (endemik) di pulau Nias, Sumatera Utara. Beo nias yang mempunyai ukuran paling besar dibandingkan subspesies beo lainnya paling populer dan banyak diminati oleh para penggemar burung beo lantaran kepandaiannya dalam menirukan berbagai macam suara termasuk ucapan manusia.


Beo Nias ditetapkan sebagai fauna identitas provinsi Sumatera Utara. Subspesies beo yang mempunyai nama latin Gracula religiosa robusta ini sering disebut juga sebagai Ciong atau Tiong. Dalam bahasa Inggris, burung endemik ini biasa disebut Common Hill Myna.

Ciri dan Tingkah Laku Beo Nias. Beo nias (Gracula religiosa robusta) termasuk burung berukuran sedang dengan panjang tubuh sekitar 40 cm. Ukuran beo nias lebih besar dari pada jenis beo lainnya.Bagian kepala burung beo nias berbulu pendek. Sepanjang cuping telinga beo nias menyatu di belakang kepala yang bentuknya menggelambir ke arah leher. Gelambir cuping telinga ini berwarna kuning mencolok. Di bagian kepala beo nias juga terdapat sepasang pial yang berwarna kuning dan terdapat di sisi kepala. Iris mata burung endemik ini berwarna coklat gelap. Paruhnya runcing berwarna kuning agak oranye. Hampir seluruh badan beo nias tertutup bulu yang berwarna hitam pekat, kecuali pada bagian sayap yang berbulu putih. Kaki burung endemik nias ini berwarna kuning dengan jari-jari berjumlah empat. Tiga jari di antaranya menghadap ke depan, sedangkan sisanya menghadap ke belakang.

Habitat dan Persebaran. Burung beo nias (Gracula religiosa robusta) merupakan satwa endemik Sumatera Utara yang hanya bisa dijumpai di Pulau Nias dan sekitarnya seperti Pulau Babi, Pulau Tuangku, Pulau Simo dan Pulau Bangkaru.

6 Jenis Burung Nuri Asli Indonesia yang Bercorak Indah

by 20:15:00
6 Jenis Burung Nuri Asli Indonesia yang Bercorak Indah


Burung nuri merupakan burung yang masuk dalam kategori burung bercorak indah. Meski burung jenis ini sudah tersebar luas sampai seluruh dunia, namun 40% dari spesies ada di Indonesia. Sehingga beberapa burung nuri ini hanya ada di Indonesia saja. Bahkan beberapa dari burung nuri ini tergolong sangat indah corak dan warnanya. Memangnya burung nuri dari Indonesia coraknya secantik apa sih? Tidak usah dijawab panjang lebar, ada baiknya kamu lihat ulasannya berikut ini.

1.Nuri Kepala Hitam



nuri yang satu ini punya ciri yang amat khas pada bagian kepalanya. Di bagian itu terdapat corak hitam yang biasanya ada di bagian atas kepalanya. Sekilas nuri ini mirip seperti nuri Pelangi, hanya kepalanya ada bagian corak hitamnya.

Burung ini tergolong yang paling banyak diantara jenis burung nuri. Sehingga tidak heran jika banyak kita jumpai di sekitar kita, baik itu di penangkaran maupun di kebun binatang.

2.Nuri Pelangi



Nah, jika tadi kamu masih bingung perbedaannya, kali ini pasti kamu sudah tahu dengan jelas bedanya. Kalau nuri pelangi warnanya merah, kuning, hijau dan juga biru tanpa hitam. Terlepas dari perbedaan tersebut, keduanya memang nyaris sama indahnya.

Gabungan warna itu terlihat sangat hidup dan mencolok dibanding yang lainnya. Bisa dibilang jenis yang satu ini juga masih tergolong umum dan banyak dijumpai. Meski lebih jarang dibandingkan nuri kepala hitam, namun kamu masih tetap bisa menikmati keidahannya di taman safari bagian kandang burung-burung.

3.Nuri Hitam



Nah, ini dia jenis nuri yang paling terlihat seram diantara jenis lainnya. Bahkan tidak masuk kategori foto imut tentang burung jika dimasukkan dalam album wanawisata. Bagaimana tidak, liat saja warnanya yang hitam semua. Sekilas hampir mirip seperti gagak, hanya saja tidak sehitam itu bulunya, juga bagian paruhnya yang bengkok.

Namun meski begitu, masih tetap burung jenis ini punya corak yang khas dan daya tarik yang indah. Meski tidak mencolok, justru dengan corak seperti ini burung nuri Hitam bisa selamat dari ancaman kepunahan akibat perburuan liar. Karena jarang yang mau menangkap burung ini, sebab menurut pemburu, warnanya buruk.

4.Nuri Merah



nuri merah punya ciri khas yang sangat mencolok dibandingkan dengan jenis yang lainnya. Warnanya merah menyala tanpa ada corak lainnya. Ini merupakan daya tarik yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

Bahkan karena keindahan warnanya yang inilah kabarnya nuri merah diambang kepunahan. Selain karena perburuan liar, penangkaran burung nuri merah tergolong cukup lambat. Sehingga kemungkinan kepunahannya sudah sampai di ambang batas.

5.Nuri Kate



Mirip dengan nuri merah, nuri kate juga masuk dalam daftar kepunahan. Masalahnya masih seputar perburuan liar yang membabi buta. Ciri dari burung yang satu ini adalah ukurannya yang mini dan warnanya hijau polos sedikit dekil.

Karena jenisnya yang kecil inilah dinamai kate, yang maksudnya sama seperti penamaan ayam kate, yakni mini. Bahkan saking mininya, bisa dibilang ini yang paling mini dibandingkan sekian banyak jenis burung nuri yang ada. Menurut peta persebaran fauna di Indonesia, nuri kate termasuk hewan yang banyak tersebar di wilayah Papua.

6.Nuri Kalung Ungu



Burung yang satu ini juga termasuk burung yang unik dan juga spesial. Lihat saja coraknya yang unik seperti ini, ada semacam corak ungu di bagian lehernya. Meski sekilas, dapat terlihat corak ungu tersebut seperti kalung yang sedang di pakai di leher. Namun jika ingat corak merahnya, sekilas kita akan ingat pada jenis lainnya, yakni nuri merah.

Bedanya pada nuri merah hanya polos tanpa corak. Juga ukurannya yang cukup berbeda jauh. Jika nuri merah ukurannya kecil, nuri kalung ungu punya ukuran yang agak besar dan tegap. Tetapi keduanya juga termasuk beberapa dari yang paling bagus coraknya untuk nuri khas Indonesia.


Rahasia Telur Kenari menetas cepat, banyak dan optimal

by 18:03:00
Rahasia Telur Kenari menetas cepat, banyak dan optimal


Tips Rahasia membuat Telur Kenari menetas cepat, banyak dan maksimal, Burung kenari masih menjadi salah satu burung primadona semua kalangan, memang salah satu burung yang masih menjadi top brand untuk di buddidayakan adalah kenari. Meskipun harganya kalah jauh dibandingkan dengan burung cocak rowo, namun perawatan dan pemeliharaan untuk penangkarannya lebih mudah kenari ketimbang cocak Rowo. Nahbagi anda yang membudidayakan burung kenari, pastinya sering mengalami banyak kendala, namun janga khawatir bagi orang  yang akan sukses di dunia maupun diakhirat pastinya anda tidak boleh menyerah karena semua ada jalannya. Jalan terbaik untuk menyelesaikan suatu masalaha dalah pengalaman dan ilmu. Banyak orang yang sukes di dalam dunia burung dengan modal ketekunan dan keuletan serta insting yang bagus, nah semua itu diperoleh tidak mudah kan, bahka banyak pengorbanan yang harus dilakukan untuk menuai suatu kesuksesan. Demikian juga halnya dengan kesusksesan memelihara dan membudidayakan burung kenari. Banyak orang memiliki tips dan trik yang telah diaplikasikan untuk membuat hasil yang lebih baik, bahkan yang diberi gelar suhu/master kenari banyak mengalami proses try and eror guna mendapatkan hasil yang memuaskan.  


 
lanjut ke artikel mengenai Rahasia membuat Telur Kenari menetas cepat, banyak dan maksimal, Nah yang paling banayk mengalami sulitnya menetaska telur burung kenari bukan anda saja, banyak orang mengalamainya, namun tidak banyak yang berhasil, yang berhasil menelorkan dengan cepat, banyak dan hasil maksimal hanya beberapa orang saja. Bahkan banyak pula yang mengalai burung kenarinya stress, burung kenarinya sakit, dan tidak mau bertelor sehingga banyak pula yang gagal dan menyerah di bisnis ini, seperti yang saya katakan diatas ciri2 orang yang sukses adalah jika mengalami sebuah hambatan atau masalah akan membuat masalah tersebut menjadi cambuk semangat untuk membuat haslinya menjadi lebih bagus lagi. Jangankan anda penemu lampu saja melakukan kegagalan 99 kali untuk menemukan lampu, coba bayangkan jika di eksperiment ke 98 dia menyerah mungkin sampai saat ini kita tidak bisa menemui lampu he2. oke mari kita bahas secara detail mengenai masalah penyebab telur kenari tidak menetas secara pengalaman memang banyak orang yang menyatakan bahwa telur kenari yang terkena air, tidak bisa menetas, tentu hal ini benar namun apa hanya hal itu saja yang menyebabkan telur kenari tidak bisa menetas ? tentu masih banyak lagi hal lain yang menyebabkanya silahkan simak berikut ini     


Rahasia agar Telur Kenari menetas cepat, banyak dan maksimal, Telur burung kenari yang tidak bisa menetas secara teori dipengaruhi faktor external dan internal, Faktor external (luar) adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi luar, seperti suhu, cuaca, getaran, terinfeksi virus/bakteri dari luar dan sebagainya. Sedangkan faktor internal lebih dipengaruhi oleh pengaruh dari dalam seperti hormon induk, faktor genetik, kesuburan telur, kekurangan nutrisi dalam telur, kelebihan dan kekurangan kalsium, dan sebagainya akan kita bahas nanti satu persatu. 

A. Faktor internal yang mempengaruhi telur burung kenari tidak menetas 

1. Fertil dan Infertil ( ada /Tidak ada sel benih )
Telur Burung kenari yang tidak menetas akan sangat mudah dideteksi pertama kali  adalah ketika telur di teropong maka tidak terlihat benih atau bibit atau sel anakan. Nah peneropongan ini juga tidak sembarangan lho ya, karena caranya adalah ada 2 kali peneropongan agar burung bisa dicek perkembanganya dan jika tidak jadi langsung bisa dieksekusi (dibuang dari kelompoknya). Peneropongan telur pertama dilakukan hari ke 5, dan peneropongan ke dua adalah 2-4 hari berikutnya dan peneropongan telur (terakhir ) adalah hari ke 11. Karena telur burung kenari dierami selama 14 hari. rumus peneropongan terakhir adalah 3 hari sebelum telur selesai masa pengeramanya, misalnya burung pleci masa pengeramanya 12 hari maka hari ke 9 adalah peneropongan terakhir untuk burung pleci.

Fungsi peneropongan pertama untuk melihat kondisi awal burung fertil(subur) atau infertil (tidak subur) jika tidak subur maka segera pindahkan, buang, atau digoreng karena telur infertil akan sia-sia saja jika tetap di erami.

Fungsi peneropongan kedua adalah  untuk mengetahui apakah embrio telor akan berkembang baik dengan terlihat denyut jatungnya, atau embrio telor mati muda, nah harus segera di buang jika telur tidak gas amoniak dalam telur mati ini bisa mencemari lingkungan baik sarang maupun mesin tempat penetasan.

Fungsi peneropongan terakhir adalah untuk mengetahui apakah burung tumbuh berkembang dengan baik seperti ada terlihat organ-organ sayap, paruh, dan kaki. 
Contoh gambar peneropongan Telur fertil (subur)


Telur subur sebelah kiri baru berumur 5-6 hari terlihat ada embrionya, sedang telur kanan memiliki embrio yang sudah besar artinya sudah sekitar 2 minggu.
Contoh gambar peneropongan telur infertil (tidak subur)


Berikut ini lima faktor dari induk yang menyebabkan telur tidak subur atau infertil :
Masalah genetik dari induk burung.
Mengalami masalah sosiaL
Mengalami masalah nutrisi.
Mengalami masalah fisik
Mengalami masalah lingkungan

2. Telur terinfeksi bakteri atau virus

Telur burung kenari juga bisa mengalai serangan virus amupun bakteri, nah hal ini bisa disebabkan karena beberapa hal seperti:

a. Telur terkontaminasi dengan tangan saat memegang telur untuk diteropong, biasanya anda lupa menseterilkan tangan anda saat meneropong, untuk menghindari telur terinfeksi bakteri dan virus dari tangan anda sebaiknya anda mengunakan antiseptik/desinfektan yang dijual diapotek2.

b. Telur terkontaminasi dari mesin penetas yang jarang dibersihkan. Solusinya segera bersihkan alat penetas telur dengan cairan desinfektan.

c.Sarang burung yang kotor juga bisa menyebabkan telur terinfeksi bakteri dan virus, solusinya segera semprot dengan cairan desinfektan setiap minggu. 


Gambar kiri menunjukan ada sebuah cincin pada telur yang berusia 5-6 hari. Cincin ini dibentuk oleh bakteri yang terkonsentrasi dan menyerang membran telur. Hal ini bisa terjadi pada saat awal bertelur, bisa juga pada saat awal dierami. Gambar di sebelah kanan menunjukkan cincin bakteri menyerang embrio muda, sehingga mati di dalam telur

3. Embrio Telur Kekurangan Nutrisi 

Kekurangan nutrisi pada embrio telur jelas akan berpengaruh terhadap perkembangbiakan embrio didalam telur, bayagkan saja cadangan makanannya kurang, manamungkin telur bisa berkembang biak dengan baik, bakan bisa mati sebelum menetas. Nutrisi yang sangat penting diperlukan untuk penetasa telur adalah vitamin dan mineral ( mangan [Mg], Fe, Zn, Iyodium) sedangkan untuk vitamin hampir semua diperlukan untuk keperluan penetasan. Jangan khawatir jika anda telah memberikan Nutrisi yang baik dan cukup pada induk kenari, biasanya telur juga tidak akan kekurangan nutrisi.     

4. Telur Burung Kenari Kelebihan dan kekurangan kalsium 

Jika kelebiha kalsium menyebabkan telur keras karena cangkangnya tebal, sehingga embrio sulit keluar dari telur, karena telur tidak bisa pecah.

Jika kekuranga kalsium maka telur kenari akan sangat rawan pecah karena cangkangnya tipis, jadi terkena goncangan sedikit saja akan pecah. 

Solusinya berikan makanan yang seimbang pada induk burung kenari agar telur tidak mal kalsium atau hipercalsium.  

B. Faktor external yang mempengaruhi telur burung kenari tidak menetas
 
1. Faktor external dari induk

a. Induk burung Sering meninggalkan sarang  
 
Telur burung memerlukan konsistensi suhu dan pengeraman di periode awal pengeraman dan periode akhir pengeraman. Tentunya anda tidak akan mengamai hal ini jika ada mengunakan alat tetas telur.
Tahukah anda penyebab induk burung sering meninggalkan kadang? Biasanya penyebab utama induk burung meninggalkan sarang saat mengerami adalah disebabkan oleh kutu/tungau yang menempel di sarang, bahkan ditelurnya sendiri. Kutu da tungau yang sudah sangat banyak tak jarang membuat burung tidak nyaman dan sering keluar, bahkan banyak orang mengalami hal ini yaitu ketika induk burung mereka mematoki telur sendiri (dan takjarang banyak yang pecah telurnya).

Solusinya adalah segera periksa benarkah banyak kutu/tungau/ semut didalam sarangnya, jika iya segera semprot dengan cairan desinfektan. Nah anda tidak mungkin mengalami hal ini jika setiap minggu anda rajin membersihakan kandang dan menyemprotkan desinfektan. Biasanya cairan yang sering digunakan adalah merek seperti FreshAves.

b.Induk burung digoda sang jantan      

Hati-hati jika memberi ekstafood pada saat burung betina sedang mengerami, terutama 3 hari diawal dan tiga ahri periode akhir pengeraman, karena perlu konsistensi suhu dan pengeraman. Jika sampai burung induk betina digoda sang jantan karena sang jantan over bir4hi maka jangan salah kalu telur anda nati tidak menetas. Bukan berarti induk betina mau melayani namun si induk ini akan stress dan akan mematok2 telor sendiri jika sudah terlalu stress karena rayuan sang jantan. Solusinya adalah dengan memasukan pejantan kedalam sangkar namun masih dalam tempat pengeraman, dan kurangi porsi EFnya.
  
2. Faktor ekternal Lainnya

a.  Kesalahan pengunaan alat penetas telur

Nah bagi anda yang pemula dalam mengunakan mesin penetas telur sebaiknya anda membaca dengan cermat mengenai cara pengunaan, pengaturan baik suhu, kelembaban, cahaya, frekwensi pemutaran telur, dan bahkan kadar oksigen yang harus tepat semua. Mesin penetas telur tentunya memiliki ke lebihan dan kekurangan tentunya banyak kelebihanya jika anda seudah menguasi ilmunya.

b. Getaran dari luar

Untuk perkembangan embrio yang bagus adalah kondisinya minim getaran. Jika ada menangkarkan burung didekat rel kereta api, atau pabrik mesin dengan tingkat getaran besar ini menyebabkan embrio telur jarang bisa menetas, bahkan anda bisa mengalami kecacatan fisik pada burung jika burung bisa sampai menetas.



Hummingbird-Rufous-tailed

by 20:27:00

Hummingbird-Rufous-tailed




Life History

Food

Rufous-tailed Hummingbirds are nectar-feeders, feeding on Heliconia, banana, and coffee flowers (Greenberg et al. 1997). Since nectar is low in protein, they also feed on small insects (Remsen et al. 1986). This species is also a common visitor to human-made feeders filled with a sugar-water mixture.



Behavior

This species is extremely aggressive and territorial (Stiles and Skutch 1989). They dive at other hummingbirds or large insects (such as butterflies) that invade their feeding area (Primack and Howe 1975, Boyden 1978). While aggressive, they sometimes form loose nesting colonies (Weller 1999). Like many (if not most) other hummingbird species, since their metabolic rates are so high, Rufous-tailed Hummingbirds go into a torpor state at night and on colder days to conserve energy.
Territoriality

Rufous-tailed Hummingbirds can be extremely territorial over preferred feeding sites (Stiles and Skutch 1989). This can include both patches of flowers and man-made feeders.



Sexual Behavior

Rufous-tailed Hummingbirds are polygynous. Males will often become territorial over an area of flowers, presumably for courting a female.
Social and interspecific behavior

This species is aggressive, both towards others of its species and other species. While aggressive, it will sometimes nest colonially. They will often cohabit a man-made feeder with other hummingbirds, though Rufous-tailed Hummingbirds often spend more time chasing off other birds (and insects) than tolerating their presence (personal observation).



Predation

Very few animals are able to prey on adult hummingbirds, but chicks and eggs are vulnerable to nest predators, including domestic cats and small birds of prey.
Reproduction

The breeding season for this species varies greatly due to its large range. In Oaxaca, southern Mexico, breeding is from March-August (Binford 1989). Breeding is from February-November in northeastern Costa Rica (Wolfe 2009). Nesting may be year round in Panama, but with a peak from January-May (Skutch 1931). Nests reported from Colombia in February and August (Hilty and Brown 1986).



Females usually choose small trees or bushes as nesting sites, from 0.6-6 m above the ground (Skutch 1931). The cup nest is usually made from plant fibers, leaves, and cobwebs and is covered with lichen and moss. A new nest will be rebuilt if the original is destroyed (Stiles and Skutch 1989, Weller 1999).

Females usually lay 2 eggs. The incubation period is 15-16 days. Young fledge at around 18- 22 days old, though they will not become independent of their mothers under around day 58 (Skutch 1976). The female provides all of the parental care.



Populations and Demography

The Rufous-tailed Hummingbird global population is estimated to be between 500,000 to 4,999,999 individuals (BirdLife International 2009). While the population trend is undetermined, it is not believed to be decreasing (IUCN 2009). There is no information related to topics such age at first breeding, life span and survivorship, dispersal, or population regulation.


Kicaun Burung poksay Di Kalimantan

by 20:17:00
 Kicaun Burung poksay 


Laughingthrush adalah kelompok burung kicauan yang berasal dari genus Garrulax dan Trochalopteron dari keluarga Leiothrichidae. Dari kedua genus tersebut, garullax lah yang cukup dikenal dikalangan penggemar burung, karena di dalamnya terdapat beberapa jenis burung kicauan yang cukup dikenal yaitu poksay dan hwamei. Berikut 9 jenis burung poksay yang terkenal di Indonesia

1. Poksay jambul (Garrulax leucolopus)


Poksay jambul disebut juga dengan nama white-crested laughingthrush merupakan jenis burung kicau yang sempat popular di Indonesia beberapa tahun silam. Jenis burung ini merupakan jenis burung impor yang memiliki penyebaran mulai dari Himalaya hingga Indochina.

Suara poksay jambul cukup keras, bahkan bisa sangat berisik, meski begitu suara kicauannya ternyata mampu memberikan kenangan tersendiri terutama bagi para penggemar burung yang pernah memeliharanya di tahun 1990-an.


2. Poksay hongkong (Garrulax chinensis)


Poksay hongkong manjadi poksay yang dinilai lebih tinggi, karena mempunyai kicau yang lebih bagus. Poksay ini pernah menjadi langka saat ada wabah flu burung, karena burung ini di impor dari luar (hongkong).

Selain poksay jambul, poksay hongkong pernah mengalami masa jayanya di era 1990-an. Burung ini bahkan mendominasi hampir semua pasar-pasar burung di Indonesia. Suaranya yang mengalun merdu dengan gaya tarungnya yang khas membuat banyak penggemar burung tergila-gila memelihara burung poksay ini. 

Kini, poksay hongkong cukup sulit ditemukan, dan biasanya hanya pada musim-musim tertentu saja burung ini banyak ditemukan di pasar-pasar burung berukuran besar. Oleh karena itu, menangkarkan poksay hongkong adalah salah satu cara yang cukup bijak guna lebih menyemarakkan dunia kicaumania. 

3. Poksay sumatra (Garrulax bicolor)




Poksay sumatra atau Sumatran laughingthrush yang oleh sebagian kicaumania sering disebut juga sebagai poksay jambul merpakan burung poksay endemik Sumatra. Keberadaan dan populasi spesies ini cukup mengkhawatirkan akibat hilangnya habitat dan juga maraknya perburuan liar untuk tujuan perdagangan. Karena itu sejak tahun 2010 lalu, poksay sumatra masuk dalam daftar merah ICUN dan dikategorikan sebagai Rentan (VU).

Suara kicauannya cukup ramai dan sangat berisik, sekilas mempunyai kemiripan dengan suara poksay jambul.

4. Poksay kuda (Garrulax rufifrons) 


Poksay kuda adalah poksay yang mempunyai kicau sangat keras. Poksay ini (Garrulax rufifrons) yang merupakan spesies endemik di Jawa yang sekarang keberadaan spesies ini makin jarang ditemukan, bahkan langka.

Salah satu spesies burung poksay yang termasuk sangat langka adalah poksay kuda atau rufous-fronted laughingthrush. Jenis poksay ini adalah endemik Pulau Jawa yang sejak tahun 2013 lalu masuk dalam daftar merah IUCN dengan status Terancam Punah. Meski telah dilakukan berbagai upaya penangkaran, termasuk salah satunya yang pernah dilakukan oleh Cikananga Wildlife Center di Sukabumi, namun tanpa dukungan dari banyak pihak, maka upaya tersebut tidak akan bisa menurunkan statusnya. 


5. Poksay mantel (Garrulax palliatus) 


Poksay mantel atau poksay medan adalah jenis poksay lokal yang bisa didapat di Indonesia dan sekitarnya. Poksay ini berwarna gelap.

Poksay mantel atau Sunda laughingtrush merupakan jenis burung poksay yang endemik Sumatera dan Kalimantan. Di Sumatera poksay mantel banyak ditemkan di sepanjang Bukit Barisan, sedangkan di Kalimantan keberadaan mereka terbatas di pegunungan di wilayah Kalimantan bagian utara, mulai dari Gunung Kinabalu hingga Usun Apau, Gunung Duit, dan dekat Gunung Mulu pada ketinggian 300-2000 mdpl. 

Di beberapa daerah, poksay mantel sering disebut juga dengan sebutan poksay medan. Suara kicauannya cukup kencang dan sangat berisik.


6. Poksay samho  


Poksay samho adalah satu dari beberapa jenis burung poksay yang pernah popular di Indonesia. Ada dua jenis dari burung samho yang bisa dibedakan dari asal penyebarannya yaitu Rusty laughingthrush (Garrulax poecilorhynchus)ang tersebar di seluruh Taiwan, dan Buffy laughingthrush (Garrulax berthemyi) yang tersebar di daratan China.

7. Poksay genting atau mandarin 


Poksay genting dikenal sebagai burung poksay yang sangat aktif. Jadi, kandang yang digunakan harus kokoh dan luas, dan cukup menggunakan satu tenggeran saja. Poksay ini bisa menjadi poksay alternatif untuk poksay hongkong yang mahal dan langka, karena suaranya mirip dengan poksay hongkong.

Poksay genting atau lebih dikenal dengan sebutan poksay mandarin menjadi salah satu jenis burung peliharaan alternatif bagi ingin memelihara burung jenis poksay. Spesies ini cukup popular dan banyak dipelihara oleh penggemar burung di Indonesia.  

Ada dua jenis burung poksay genting yang dikenal yaitu Chestnut-capped laughingthrush (Garrulax mitratus) yang banyak ditemukan di Sumatera, dan Chestnut-hooded laughingthrush (Garrulax tracheri) yang banyak ditemukan di Kalimantan. Perbedaan paling mencolok dari keduanya adalah warna yang terdapat pada bagian lingkar matanya. Poksay genting yang berasal dari Sumatera mempunyai warna keputihan, sedangkan yang berasal dari Kalimantan mempunyai warna kekuning-kuningan.



8. Poksay hitam (Garrulax lugubris


Poksay lokal ini ada 2 ras di Indonesia, yaitu poksay ras sumatera dan ras kalimantan. Burung poksay yang mempunyai kulit tanpa bulu di sekitar mata dan pipi berwarna biru adalah ras sumatera dan jika berwarna pipi kekuningan adalah ras Kalimantan. Poksay dengan paruh jingga adalah ras Sumatera dan paruh merah adalah ras Kalimantan.

Poksay hitam atau Black laughingthrush adalah jenis burung penetap yang umum ditemukan di hutan-hutan yang ada di wilayah pegunungan di Sumatera. 
Poksay hitam dikenal di kalangan kicaumania sebagai jenis burung yang bersuara sangat berisik, suara kicauannya bahkan memiliki kemiripan dengan suara poksay jambul. 



9. Hwamei atau wambi 


Selain dari jenis poksay yang kita kenal, burung hwamei atau wambi termasuk salah satu anggota dari keluarga burung poksay. Seperti juga poksay samho, hwamei mempunyai dua jenis yang memiliki penyebaran yang berbeda yaitu hwamei china (Garrulax canorus) yang tersebar di seluruh daratan China, dan hwamei taiwan (Garrulaz taewanus) yang tersebar di seluruh Taiwan. Perbedaan keduanya yang paling mencolok bisa dilihat dari tebal-tipisnya alis putih di atas matanya.  


Itulah 9 jenis burung poksay yang dikenal mempunyai suara kicauan yang cukup mengalun dan merdu, meski begitu tidak semua jenis poksay ini layak menjadi burung peliharaan. Karena sebagian di antaranya termasuk jenis burung yang dilindungi dan berada dalam kondisi kritis.  


Semoga bermanfaat




Powered by Blogger.